Apa itu HSE? Berikut tugas dan tanggung jawab seorang HSE Officer

Bagian HSE lazim dikenal sebagai anggota dalam beraneka perusahaan, industri, hingga institusi sebagai penanggung jawab untuk urusan kesehatan, keselamatan kerja, dan pengelolaan lingkungan di area kerja. Nah, kemudian apa sih sesungguhnya yang dimaksud dengan HSE ini? Mari liat ulasan selanjutnya ini untuk lebih mengenal berkenaan apa itu HSE dan apa saja faedah serta tanggung jawabnya.

Apa itu HSE?
HSE merupakan health, safety, plus environment yang diterapkan dalam suatu perusahaan atau industri (Sumber: Pexels)

HSE adalah singkatan berasal dari health, safety, plus environment yang merupakan serangkaian sistem dan prosedur yang mengidentifikasi potensi bahaya terhadap lingkungan kerja tertentu. Pengembangan praktek HSE dijalankan untuk mengurangi dan/atau menghalau bahaya serta melatih karyawan untuk pencegahan kecelakaan atau respons terhadap sesuatu yang mengancam.

Sistem manajemen HSE berpatokan terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan di area kerja. Industri manufaktur merupakan tidak benar satu semisal area kerja di mana HSE sangat diperlukan supaya karyawan terlindungi berasal dari kecelakaan yang disebabkan oleh mesin dan peralatan yang mereka gunakan.

Di Indonesia, HSE dikenal termasuk dengan K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Dalam perkembangannya, HSE menjadi anggota atau divisi tertentu yang tersedia dalam struktur internal suatu perusahaan untuk memastikan pengelolaan keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja secara umum. HSE umumnya diletakkan di bawah departemen sumber energi manusia (SDM) karena erat hubungannya dengan keselamatan karyawan di area kerja hse adalah singkatan dari .

Baca juga: 8 Alasan pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

Fungsi HSE
Fungsi HSE
HSE berfaedah untuk mencegah dan mengelola keselamatan kerja, kesehatan, dan lingkungan kerja secara lazim (Sumber: Pexels)

Setiap pebisnis atau pemberi kerja diharapkan sanggup melindungi terhadap pekerjanya berasal dari hal-hal yang tidak beresiko kala jalankan pekerjaan. Pemilik bisnis butuh pengelolaan HSE untuk pilih siapa yang bertanggung jawab atas kesegaran dan keselamatan di area kerja dan tindakan apa yang sanggup disita untuk memastikan kesegaran dan keselamatan para karyawannya. Aktivitas operasional perusahaan sanggup terhambat oleh hal-hal semacam yang tidak diinginkan seperti kecelakaan kerja.

Adapun sebagian syarat lazim ada HSE di suatu perusahaan menurut UU No. 1 tahun 1970 berkenaan Keselamatan Kerja adalah sebagai berikut:

Mencegah dan mengurangi kecelakaan
Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di area kerja
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
Memberi peluang atau jalur menyelamatkan diri terhadap kala kebakaran dan kejadian berbahaya
Memberi perlindungan terhadap kecelakaan
Mencegah dan mengendalikan munculnya kotoran, asap, gas, dan faktor masalah kesegaran lain
Mencegah dan mengendalikan munculnya penyakit akibat pekerjaan fisik dan hubungannya dengan senyawa kimia beresiko atau biohazard
Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
Umumnya divisi atau anggota HSE mempunyai tugas pokok untuk memastikan bahwa hal-hal selanjutnya di atas terjadi dengan baik. HSE mempunyai tanggung jawab utama untuk mengelola dan menggerakkan sistem K3 dengan standar operasional tertentu yang digunakan oleh perusahaan. Bagian HSE umumnya dipimpin oleh kepala anggota atau manajer independent yang termasuk mengintegrasikan tugasnya dengan anggota SDM untuk membangun dan jalankan pelatihan tanggap darurat secara berkala.

Berikut ini adalah sebagian faedah HSE bagi perusahaan,

1. Mencegah kecelakaan yang menyebabkan cedera fisik
Dalam sebuah industri manufaktur atau perusahaan yang berada di perkantoran luas, HSE berfaedah untuk menjadi patokan keselamatan kerja. Melalui pengelolaan K3 yang dijalankan oleh anggota HSE ini diharapkan seluruh karyawan beroleh pengetahuan berkenaan tata langkah atau standar operasional tertentu berkaitan keamanan kerja. Sebabnya, kecelakaan dan cedera fisik merupakan hal yang lazim terjadi di area kerja.

Pencegahan dan penanganan terhadap kecelakaan sanggup menopang lancarnya operasional perusahaan secara umum. Dengan ada HSE yang menerapkan pelatihan serta pengelolaan K3 yang baik, sebuah perusahaan atau industri sanggup terhindar berasal dari risiko atau memperkecil risiko terjadinya kecelakaan atau cedera fisik kala operasional kerja dilakukan.

2. Mencegah penurunan atau hilangnya pendapatan
Pengelolaan dan penerapan standar operasional yang baik berasal dari anggota HSE sanggup menekan terjadinya penurunan income atau apalagi hilangnya penghasilan bagi suatu perusahaan. Pemilik bisnis yang perhatikan HSE secara tertentu bakal mendapat berlebihan untuk meminimalisasi terjadinya pengurangan penghasilan akibat kerusakan alat, terhambatnya operasional, hingga biaya perawatan pekerja yang terlibat kecelakaan di area kerja.

Pencegahan terhadap kejadian-kejadian merugikan di area kerja merupakan hal utama yang dituju dengan ada HSE di suatu perusahaan atau industri. Waktu, alat, dan pekerja merupakan motor penggerak operasional berasal dari suatu usaha. Jika tidak benar satu atau apalagi ketiga hal ini mengalami hambatan maka berkurang pula potensi keuntungan yang tersedia dalam suatu periode operasional perusahaan.

3. Mengurangi risiko tuntutan hukum
Mengurangi risiko tuntutan hukum
Adanya penerapan HSE yang baik sanggup mengurangi risiko tuntutan hukum bagi perusahaan (Sumber: Pexels)

Kecelakaan di area kerja merupakan ranah yang sanggup diperkarakan oleh karyawan yang terdampak kecuali haknya tidak dipenuhi oleh perusahaan. Sebagaimana kewajiban para pemilik bisnis terhadap K3 yang diatur dalam UU No. 1 tahun 1970 berkenaan Keselamatan Kerja, begitu pula harusnya sebuah perusahaan mempunyai manajemen yang tertentu mengelola berkenaan K3.

Sebuah perusahaan atau seorang pemilik bisnis sanggup dituntut kecuali tidak memenuhi kewajibannya untuk melindungi karyawannya. Begitu pula hal ini dijelaskan terhadap pasal 12 UU Keselamatan Kerja yang meliputi sebagian hal di antaranya adalah memenuhi dan menaati seluruh syarat keselamatan dan kesegaran kerja. Perusahaan sanggup terhindar berasal dari tuntutan hukum berasal dari serikat pekerja atau pekerja perorangan kecuali udah memenuhi kewajibannya dalam pelatihan, pencegahan, dan penanganan terhadap kecelakaan yang dialami oleh para pekerjanya.

Baca juga: 8 Penyakit akibat kerja terlalu berlebih yang sering muncul

4. Tuntutan kompensasi
Beberapa hak berasal dari karyawan dalam suatu perusahaan umumnya berkaitan dengan asuransi kesegaran dan keselamatan kerja. Hal ini sanggup dicantumkan terhadap surat kontrak hingga ketentuan lazim perusahaan yang menanggung keselamatan para pekerjanya. HSE menjadi anggota yang menyebabkan segala kewajiban perusahaan terhadap keselamatan para pekerja sanggup terpenuhi dengan baik.

Jika sebuah perusahaan lalai dalam mengelola K3 dan terdapat pekerja yang cedera atau cacat akibat bekerja maka para pekerja umumnya mempunyai hak untuk menuntut kompensasi kepada perusahaan. Hal ini berkaitan dengan hak kesejahteraan di area kerja dan termasuk kompensasi atas cedera yang dialami pekerja. Dengan ada HSE dan beraneka standar operasional yang ditetapkan oleh HSE, diharapkan tuntutan kompensasi semacam ini tidak terjadi.

5. Meningkatkan keyakinan karyawan
Adanya HSE dengan pengelolaan K3 yang baik di suatu perusahaan bakal menaikkan rasa yakin para pekerja terhadap perusahaan itu sendiri. Pekerja yang terasa terlindungi dengan baik bakal sanggup menaikkan kinerjanya tanpa rasa takut bakal kecelakaan dan cedera fisik.

Pengelolaan K3 yang diterapkan anggota HSE diharapkan termasuk sanggup menopang operasional perusahaan secara umum. Sebabnya, para pekerja yang udah dibekali dengan pelatihan atau workshop K3 oleh anggota HSE bakal sanggup selesaikan kasus tehnis atau sebagian hal menyangkut keselamatan kerja secara mandiri. Hal ini bakal mempercepat sistem operasional dan menjauhkan pekerja berasal dari hambatan kala jalankan pekerjaannya.

Baca juga: Pentingnya kesejahteraan karyawan bagi kualitas pekerja

Cara penerapan HSE dalam lingkungan kerja
Cara penerapan HSE dalam lingkungan kerja
HSE sanggup diterapkan dengan pelatihan K3 dan pembuatan strategi tanggap darurat di area kerja (Sumber: Pexels)

Dalam Pasal 35 ayat (3) UU No. 13 tahun 2003 berkenaan Tenaga Kerja disebutkan bahwa pemberi kerja wajib memberi tambahan perlindungan terhadap para tenaga kerjanya yang meliputi kesejahteraan, keselamatan, dan kesehatan, baik mental maupun fisik. Selain itu, terhadap Pasal 86 UU Tenaga Kerja termasuk disebut bahwa para tenaga kerja mempunyai hak untuk beroleh perlindungan atas keselamatan dan kesegaran kerja, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang cocok dengan harkat dan martabat manusia.

Aturan-aturan dalam UU Tenaga Kerja selanjutnya sanggup diimplementasikan oleh pemilik bisnis atau perusahaan dengan menerapkan K3 secara terstruktur lewat anggota HSE di lingkungan kerja. Adapun sebagian langkah yang sanggup diacu untuk pengelolaan HSE di lingkungan kerja ini antara lain adalah sebagai berikut,

Memberi pelatihan K3 dasar kepada seluruh karyawan secara berkala
Menyediakan fasilitas kesegaran dan tanggap darurat di perusahaan
Membuat panduan atau manajemen keselamatan diri di kantor (lewat poster, isyarat jalan, dll)
Menyediakan alat-alat keselamatan seperti pemadam api dalam ruangan (fire sprinkle, hydrant, APAR) dan penjelasan langkah kerjanya
Membuat dan mensosialisasikan sistem evakuasi darurat kepada seluruh karyawan
Memberikan penanganan kesegaran darurat terhadap kecelakaan secara tanggap
Tugas dan tanggung jawab HSE Officer

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *